Breaking

Tuesday, August 1, 2017

Sejarah & Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak



PENGERTIAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK
Rekayasa perangkat lunak / Software Engineering (SE) adalah satu bidang profesi yang mendalami cara-cara pengembangan perangkat lunak termasuk pembuatan, manajemen organisasi pengembanganan perangkat lunak, pemeliharaan serta manajemen kualitas.

IEEE Computer Society mengartikan Rekayasa Perangkat Lunak adalah penerapan suatu pendekatan 
yang sistematis, disiplin dan terkuantifikasi terhadap pengembangan, penggunaan, pemeliharaan perangkat lunak, dan studi atas pendekatan-pendekatan tersebut, yaitu penerapan pendekatan engineering terhadap perangkat lunak.


Jadi Rekayasa perangkat lunak merupakan pengubahan perangkat lunak itu sendiri guna mengembangkan, memelihara, dan membangun kembali dengan menggunakan prinsip-prinsip rekayasa untuk menghasilkan perangkat lunak yang dapat bekerja lebih efektif dan efisien untuk pengguna nya.

Ada 5 prinsip dan kriteria pada rekayasa perangkat lunak : 
  • Dapat mengikuti keinginan pengguna (robust)
  • Dapat terus dirawat dan dipelihara (maintainability)
  • Dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan (usability)
  • Efisien dan efektif dalam menggunakan energi dan penggunaannya
  • Dapat mengikuti perkembangan teknologi (dependability)
LATAR BELAKANG
Latar belakang adanya posting ini agar kita sebagai siswa SMK yang berjuruskan RPL dapat mengetahui apa itu RPL. Seringkali kita mendengar istilah RPL dimana - mana dan diantara kita termasuk saya sendiri adalah siswa dari jurusan RPL. Jadi kita sebagai salah satu siswa dari jurusan RPL harus mengetahui apa sih RPL itu ? Maka dari itu pada postingan kali ini saya bahas tentang RPL agar teman" semua bisa menjawab ketika ada yang bertanya tentang Apa itu RPL ? . Pasti kita sudah bisa menjawab, dan tidak perlu malu lagi.

MAKSUD DAN TUJUAN
Secara umum tujuan Rekayasa Perangkat Lunak tidak berbeda dengan bidang rekayasa yang lain. Bidang rekayasa akan selalu berusaha menghasilkan output yang kinerjanya tinggi waktu penyelesaian yang tepat dan Berbiaya rendah. Secara lebih khusus kita dapat menyatakan tujuan RPL adalah sebagai berikut:
  • Menghasilkan perangkat lunak yang kinerjanya tinggi, andal serta tepat waktu.
  • Memperoleh biaya produksi perangkat lunak yang rendah.
  • Menghasilkan perangkat lunak yang biaya perawatan rendah.
  • Menghasilkan perangkat lunak yang bisa bekerja di berbagai jenis platform.
SEJARAH
Pada tahun 1968 dan 1969, komite sains NATO mensponsori dua konferensi tentang rekayasa perangkat lunak, yang memberikan dampak kuat terhadap perkembangan rekayasa perangkat lunak. Banyak yang menganggap bahwa dua konferensi inilah yang menandai awal resmi profesi rekayasa perangkat lunak. jangan pernah menganggap kalau software itu akn menjadi yang terbaik karena itu adalah sebuah karya yang bersifat sementara.

Pada tahun 1960-an hingga 1980-an, banyak masalah yang ditemukan para praktisi pengembangan perangkat lunak. Banyak projek yang gagal, hingga masa ini disebut sebagai krisis perangkat lunak. Kasus kegagalan pengembangan perangkat lunak terjadi mulai dari projek yang melebihi anggaran, hingga kasus yang mengakibatkan kerusakan fisik dan kematian. Salah satu kasus yang terkenal antara lain meledaknya roket Ariane akibat kegagalan perangkat lunak.

Selama bertahun-tahun, para peneliti memfokuskan usahanya untuk menemukan teknik jitu untuk memecahkan masalah krisis perangkat lunak.
Berbagai teknik, metode, alat, proses diciptakan dan diklaim sebagai senjata pamungkas untuk memecahkan kasus ini. Mulai dari pemrograman terstruktur, pemrograman berorientasi object, perangkat pembantu pengembangan perangkat lunak (CASE tools), berbagai standar, UML hingga metode formal diagung-agungkan sebagai senjata pamungkas untuk menghasilkan software yang benar, sesuai anggaran dan tepat waktu.
Pada tahun 1987, Fred Brooks menulis artikel No Silver Bullet, yang berproposisi bahwa tidak ada satu teknologi atau praktik yang sanggup mencapai 10 kali lipat perbaikan dalam produktivitas pengembangan perangkat lunak dalam tempo 10 tahun.
Sebagian berpendapat, no silver bullet berarti profesi rekayasa perangkat lunak dianggap telah gagal. Namun sebagian yang lain justru beranggapan, hal ini menandakan bahwa bidang profesi rekayasa perangkat lunak telah cukup matang, karena dalam bidang profesi lainnya pun, tidak ada teknik pamungkas yang dapat digunakan dalam berbagai kondisi.



KESIMPULAN
Jadi harapan ketika munculnya / adanya jurusan RPL ini, ialah untuk menjadikan warga Indonesia menjadi Tenaga di Bidang IT yang tak kalah saingannya dengan Negara Tetangga. Dan harapannya mampu membuat Negara Indonesia mampu menandingi Tenaga kerja di bidang IT dalam Pemrograman dan yang lainnya.


REFERENSI





~Semoga apa yang saya share di sini bermanfaat untuk teman~

No comments:

Post a Comment